RAJA DAN PRAJURIT


Suatu hari disebuah kerajaan islam, raja mengumpulkan tiga prajurit pilihannya, kemudian raja membagikan tiga buah kantong besar kepada masing-masing prajurit dan memerintahkan agar memenuhi kantong yang dibagikan raja dengan makanan dan buah-buahan pilihan yang terbaik, kemudian tiga prajurit itu bergegas pergi untuk memenuhi apa yang diperintahkan sang raja.

Prajurit yang pertama dengan sungguh-sungguh berusaha menjalankan perintah raja, ia pergi keladang untuk mengisi kantongnya dengan gandum, kemudian ia pergi kehutan untuk mencari buah-buahan pilihan dan masih segar.
Prajurit yang kedua dengan setengah hati melakukan perintah rajanya, kantong yang dibawanya sebagian diisi dengan makanan dan buah-buahan, dan sebagian lagi diisi dengan rumput dan daun-daun kering agar kantong yang dibawanya kelihatan penuh.
Prajurit yang ketiga merasa heran dengan apa yang diperintahkan raja. " Ah, buat apa aku capek-capek mencari makanan dan buah-buahan untuk memenuhi kantong ini, di kerajaan kan sudah banyak makanan dan buah-buahan, lebih baik aku isi kantong ini dengan rumput dan daun,  toh nanti raja juga tidak akan membuka kantong ini dan menanyakan isinya". kata prajurit yang ketiga ini dalam hati, kemudian prajurit ini pergi ke alun-alun kerajaan dan memenuhi kantong yang dibawanya dengan rumput dan sampah.

Pada hari yang ditentukan tiga prajurit ini menghadap sang raja, dan benar saja raja hanya melihat kantong yang dibawa tiga prajuritnya telah terisi penuh dan tidak menanyakan apa isi dari kantong yang dibawa masing -masing prajurit, raja kemudian memanggil senopati dan memerintahkan agar tiga prajurit itu di masukkan kedalam penjara tanpa diberi bekal makanan sedikitpun kecuali kantong yang dibawa masing-masing prajurit.

Prajurit yang pertama mungkin tidak ada masalah karena dia telah mengisi kantongnya penuh dengan makanan dan buah-buahan segar untuk bekal selama dia di penjara. prajurit yang kedua sedikit menyesal karena setengah dari kantong yang dibawannya ia isi dengan rumput dan daun. dan yang paling menyesal adalah prajurit yang ketiga karena tak sedikitpun bekal makanan yang dibawanya, kantong yang dibawanya ia isi penuh dengan rumput, dan sampah tanpa ada sedikitpun makan dan buah-buahan.

Sang Raja adalah Maalikal Mulk, Yang Maha Menguasai seluruh kerajan di langit dan bumi, sedangkan Prajurit adalah manusia, dan Kantong  yang diberikan Raja adalah umur / usia manusia di dunia.

Rasulullah SAW pernah bersabda tentang umur ummatnya selama di dunia ini dalam hadist yang berbunyi Umur umatku adalah antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit dari mereka yang melebihi itu” hadits riwayat Imam At-Turmudzy (3550), Ibn Majah (4236), Ibn Hibban (II:96), al-Hakim (II:427). 

Oleh karenanya cukuplah rahasia umur yang Allah SWT tentukan kepada kita menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk senantiasa beribadah kepada-Nya, Mulailah untuk berbekal sebanyak mungkin dan sebaik-baik bekal untuk perjalanan hidup kita kelak. perjalanan yang tak kan pernah kita kembali lagi ke dunia ini, perjalanan itu adalah perjalanan akhirat yang kita semua pasti akan mengalaminya.





Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. 
Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat ide, Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. 
Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Seringkali Allah melimpahkan kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah terkadang harus menjatuhkan "batu kecil" kepada kita, Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya.








KISAH PENEBANG KAYU


Suatu ketika, hiduplah seorang penebang kayu yang masih muda. Dia tinggal bersama seorang istri yang baik. Setiap hari, penebang ini pergi ke hutan, dan menebang setiap pohon yang layak untuk dipotong, lalu menjualnya ke kota.

Pada suatu pagi, si Penebang berkata pada istrinya, "Bu, aku akan menebang 10 pohon hari ini. Aku merasa, aku masih kuat untuk melakukan  itu semua." Sang istri merasa senang. Ia pun lalu melepas kepergian suaminya ke hutan. Betul saja, di senja hari, Penebang itu kembali dengan membawa uang hasil penjualan 10 pohon.

Hal itu terus berjalan dari hari ke hari. Pagi-pagi sekali, Penebang muda itu selalu bergegas pergi untuk menebang pohon. Namun, lama kemudian, hasil yang didapat dirasakan makin menurun.

Minggu berikutnya, si penebang hanya mampu menghasilkan 8 pohon. Lalu 6 pohon di minggu berikutnya. Sampai akhirnya si penebang muda ini cuma mampu menebang 3 pohon.

"Ah, mengapa ini semua terjadi. Bukankan aku masih muda dan kuat?" keluh si Penebang, "Untuk orang seusiaku, pasti bisa lebih banyak pohon yang dapat ditebang." Sang istri hanya mendengarkan. "Hmm... Atau apakah aku sudah mulai tua?" keluhnya lagi.

Istrinya yang semula diam, mulai angkat bicara, "Suamiku, engkau memang masih muda, dan ya, aku yakin, engkau bisa menebang lebih banyak lagi. Namun, engkau juga harus ingat, engkau harus mengasah kapak-kapakmu sebelum pergi bekerja. Sia-sialah semua tenagamu, kalau kau hanya punya kapak yang tumpul. Suamiku, kita tak dapat selalu berharap hasil tebangan yang banyak, kalau kita selalu lupa untuk mengasah kapak yang kita miliki."

Sebenarnya, kita adalah si penebang muda tadi. Terlalu sering kita berharap, untuk mendapatkan hasil yang banyak, tanpa berusaha melihat ke dalam diri kita. Terlalu sering kita bermohon kepada Allah, untuk mendapatkan pahala dan imbalan yang sesuai, namun dengan kualitas ibadah yang minim sekali.

Kerapkali, cuma sedikit waktu yang kita berikan untuk mengasah keimanan kita dengan harapan pahala yang berlimpah. Kita sering lupa untuk mengasah semuanya. Padahal di sekeliling kita, ada banyak sekali hal yang bisa dijadikan pengasah batin dan iman kita. 






BICARA DENGAN BAHASA HATI  
                                                            

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. 
Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dengan lengan yang kuat. Atau membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.