Jumat, 10 Juni 2011

Untuk Wanita Hebatku




Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa ‘alannaaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,
Fainnaka ghofirudz dzanbil ‘adzimi.
Seolah baru kemarin beliau melantunkan sya'ir abu nawas tersebut saat pulang dari mushola setelah sholat shubuh, sungguh dalam sekali makna syair itu jika dipahami,"Ya Allah… tidak layak hambaMu ini masuk ke dalam surga-Mu, tetapi hamba tiada kuat menerima siksa nerakaMu, Maka kami mohon tobat dan mohon ampun atas dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa.

Tanpa terasa hari ini genap sudah 2 tahun Ibu menghadap sang Khaliq,Rasanya baru kemarin ibu selalu menyiapkan sarapan pagi sebelum aku berangkat ke sekolah, rasanya baru kemarin ibu mencuci bajuku yang kotor penuh dengan lumpur,rasanya baru kemarin ibu merawatku ketika aku sakit, semua itu di jalaninya dengan ikhlas dan penuh kasih sayang.

Masih teringat di benakku, ketika engkau selalu membangunkanku setiap pagi untuk melaksanakan sholat Shubuh. Ketika di sore hari engkau senantiasa mengingatkanku untuk pergi mengaji, ketika engkau menguraikan harapan-harapanmu pada kami anak-anakmu yang sedang engkau didik dan engkau besarkan dalam naungan cintaNya, ketika engkau mengharapkan agar dirumah ini bisa didirikan shalat berjama’ah dengan ayah sebagai imamnya.

Ketika kami beranjak dewasa, saat anak-anakmu harus belajar mencari makna hidup diluar kota, walau kami tahu ada kesedihan di hatimu saat harus mengantar kami, tapi dengan senyuman engkau melepas kepergian kami,dengan do'a dan ridhomu engkau mengiringi perjalanan hidup kami.

Kini dua tahun sudah,tak terdengar lagi lantunan syair Abunawas yang membangunkanku diwaktu shubuh, tak ada lagi yang menyambutku dengan senyumanmu saat aku pulang ke kampung halaman, tak ada lagi tangan-tangan kelembutan yang menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anaknya sebelum beraktifitas.

Kesabaranmu dalam ketaatan melaksanakan ibadah, kelembutan dan kasih sayangmu dalam mendidik, ketegaranmu dalam menghadapi badai kehidupan, semoga bisa menjadi inspirasi bagi anak-anakmu menyusuri kehidupan ini.

Ma'afkan aku Ibu jikalau selama ini aku sering membantah kata-katamu, ma'afkan aku ibu terkadang aku tak menuruti nasehatmu, ma'afkan aku ibu karena sampai Sang Khaliq menjemputmu aku belum sempat membalas semua pengorbananmu untuk anak-anakmu & aku belum sempat membahagiakan hidupmu didunia ini.

Allahummaghfirlii wa liwaalidayya warkhamhuma kama robbayaani shogiiro
Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku seperti mereka mengasihiku sewaktu aku masih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar